Kunjungan Legislator Arif Rachman, Angin Segar untuk Pariwisata Jikumerasa

Pulau Buru kembali menjadi sorotan setelah kedatangan Anggota Komisi IV DPR RI, Arif Rachman, yang melakukan kunjungan kerja ke wilayah tersebut pada Sabtu, 27 Juni 2025. Dalam lawatannya, politisi Partai NasDem ini turut menyempatkan diri mengunjungi Desa Jikumerasa — salah satu desa yang tengah menggeliat di sektor pariwisata.

Di sela-sela kunjungan santainya di Pantai Baikolet yang menawan, Arif Rachman menyatakan komitmennya untuk menjalin kerja sama strategis dengan Pemerintah Desa Jikumerasa dalam mengembangkan potensi pariwisata lokal.

"Potensi wisata di Jikumerasa ini sangat luar biasa. Perlu sinergi antara pusat dan daerah agar sektor ini bisa menjadi penggerak ekonomi masyarakat," ungkap Arif singkat namun penuh makna.

Dalam kunjungan tersebut, Arif Rachman tidak datang sendiri. Ia turut didampingi oleh Tokoh Nasional Aktivis Progres 98, Faisal Assagaf, Sekda Kabupaten Buru Ilias Hamid, Raja Muda Lilialy Abdul Haris Bessy, Anggota DPRD Buru Ade Tukuboya, serta Penjabat Kepala Desa Jikumerasa, Maun Samak. Sejumlah kepala dinas dari lingkup Pemda Buru juga hadir memberikan dukungan.

Raja Muda Lilialy, Abdul Haris Bessy, menyambut hangat kunjungan ini. Menurutnya, kehadiran Arif Rachman adalah sinyal positif bagi masa depan pariwisata dan pengelolaan sumber daya alam desa.

“Kami sangat mengapresiasi kedatangan beliau. Ini bukan sekadar kunjungan, tapi harapan bagi kemajuan desa. Kolaborasi seperti ini kami nantikan,” tutur Abdul Haris.

Senada dengan itu, Pj Kepala Desa Jikumerasa, Maun Samak, menilai kehadiran legislator Komisi IV DPR RI tersebut sebagai momentum penting dalam membuka ruang kerja sama lintas sektor demi kemajuan desa.

“Kami optimis kunjungan ini menjadi titik awal dari sinergi yang berkelanjutan. Pengembangan pariwisata dan sektor lainnya di desa kami butuh dukungan konkret seperti ini,” ujar Samak.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, langkah nyata menuju penguatan potensi lokal Desa Jikumerasa semakin terbuka lebar. Masyarakat pun berharap, kunjungan ini bukan yang terakhir — melainkan awal dari sebuah perjalanan panjang menuju desa mandiri dan berdaya saing